Pembentukan Busur Nyala Listrik Dalam Metode Sambung

Busur nyala listrik adalah fenomena di mana listrik mengalir melalui medium gas (seperti udara) dan menciptakan busur listrik yang bersinar. Ini sering di gunakan dalam berbagai aplikasi, seperti las, neon signs, dan lampu pijar. Pembentukan busur nyala listrik dalam metode sambung melibatkan beberapa langkah penting.

Selain itu sumber listrik di hubungkan ke benda kerja sedemikian rupa. Sehingga kutup sumber yang satu terhubung ke benda kerja ( berfungsi sebagai katoda ). Sementara kutup yang lain di hubungkan dengan elektroda ( berfungsi sebagai anoda ). Pada saat elektroda di dekatkan / di tempelkan ke benda kerja, akan terjadi hubungan singkat antara kutub-kutub sumber listrik.

Elektron mengalir dengan kecepatan tinggi dari kutub katoda ( benda kerja ) ke kutub anoda, ( yang berupa elektroda ) melompati ruang udara di antara katoda dan anoda. Aliran elektron menimbulkan aliran Ion positif dari kutub anoda ke kutub katoda, yang kita istilahkan sebagai aliran arus listrik. Arus listrik yang melompat melalui ruang udara kita lihat sebagai busur nyala listrik. Semakin besar aliran arus listrik yang terjadi, busur nyala listrik yang tercipta juga semakin besar.

Baca juga:

Baca Juga :  Komponen Bodi Otomotif Sepeda Motor

Langkah-langkah pembentukan busur nyala listrik

  1. Sumber Daya Listrik: Anda memerlukan sumber daya listrik, seperti listrik AC atau DC, yang memiliki tegangan dan arus yang sesuai untuk menciptakan busur nyala.
  2. Elektroda: Anda memerlukan dua elektroda yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas dan mampu menghantarkan listrik. Elektroda ini akan di gunakan untuk mengarahkan aliran listrik melalui medium gas.
  3. Ruang Udara atau Medium Gas: Busur nyala listrik biasanya terbentuk di udara atau dalam medium gas lainnya. Udara adalah medium yang paling umum di gunakan.
  4. Jarak Elektroda: Jarak antara kedua elektroda sangat penting. Ini harus cukup dekat untuk memungkinkan ionisasi udara, tetapi tidak terlalu dekat sehingga busur nyala tidak terlalu pendek. Jarak ini di sesuaikan tergantung pada aplikasi dan tegangan listrik yang di gunakan.

Proses pembentukan busur nyala listrik dalam metode sambung

  1. Menerapkan Tegangan: Tegangan listrik di terapkan antara dua elektroda. Ketika tegangan melebihi ambang tertentu (tegangan pemutus), ia mulai menjalani proses ionisasi.
  2. Ionisasi: Tegangan tinggi menyebabkan ionisasi udara di sekitar elektroda, yang berarti atom-atom di udara kehilangan atau mendapatkan elektron, menciptakan ion positif dan negatif.
  3. Terbentuknya Busur: Ketika ion positif dan negatif mulai bergerak menuju elektroda yang berlawanan, mereka bertemu di tengah-tengah, menciptakan jalur konduktif di mana arus listrik dapat mengalir. Inilah saat di mana busur nyala listrik terbentuk.
  4. Pemeliharaan Busur: Setelah busur terbentuk, ia memerlukan pemeliharaan tegangan yang sesuai untuk tetap ada. Ini bisa mencakup pengaturan sumber daya listrik agar sesuai dengan kondisi busur.
Baca Juga :  Teknologi Otomotif Dalam Penerapan Elektronik

Pembentukan dan pemeliharaan busur nyala listrik dalam metode sambung memerlukan pengendalian yang cermat karena suhu yang di hasilkan oleh busur tersebut sangat tinggi. Aplikasi yang berbeda memerlukan konfigurasi elektroda dan parameter operasional yang berbeda, seperti dalam pengelasan busur listrik atau lampu neon

Terciptanya busur nyala listrik

Terciptanya busur nyala listrik menimbulkan panas yang sangat tinggi, sehingga ujung elektroda mencair membentuk butir-butir logam yang di antarkan oleh busur nyala listrik menuju kampuh sambungan yang di kehendaki dan menyatu dengan logam dasar yang mencair.

Proses pemindahan logam elektroda itulah yang kita manfaatkan untuk melakukan pengelasan. Apabila arus listrik yang mengalir besar, butir-butir logam akan menjadi halus. Tetapi jika arus listriknya terlalu besar, butir-butir logam tersebut akan terbakar, sehingga kampuh sambungan menjadi rapuh.

Baca Juga :  Pengertian Kerja 5R Atau 5S

Besar kecilnya butir-butir cairan logam elektroda juga di pengaruhi oleh komposisi bahan fluks yang di pakai sebagai pembungkus elektroda. Selama pengelasan fluks akan mencair membentuk terak dan menutup cairan logam lasan. Selama proses pengelasan, fluks yang tidak terbakar akan berubah menjadi gas. Terak dan gas yang terjadi selama proses pengelasan tersebut akan melindungi cairan logam lasan dari pengaruh udara luar ( oksidasi ) dan memantapkan busur nyala listrik. Dengan adanya fluks, pemindahan logam cair Elektroda las menjadi lancar dan stabil.

Kesimpulan

Dalam metode sambung untuk membentuk busur nyala listrik, langkah-langkah utama melibatkan menerapkan tegangan listrik antara dua elektroda dalam medium gas (biasanya udara). Prosesnya melibatkan ionisasi udara, yang kemudian menciptakan jalur konduktif di mana busur nyala listrik terbentuk.

Ini adalah fenomena yang sering di gunakan dalam berbagai aplikasi seperti pengelasan busur listrik dan lampu neon. Pemeliharaan busur nyala listrik memerlukan pengendalian yang cermat karena suhu yang di hasilkan oleh busur tersebut sangat tinggi dan dapat bervariasi tergantung pada aplikasi.