Tegangan Dan Arus Pengelasan Parameter Pengelasan

Tegangan dan arus pengelasan adalah dua parameter penting yang menentukan kualitas dari hasil pengelasan. Tegangan pengelasan merupakan perbedaan potensial listrik antara elektroda dan benda kerja. Sedangkan arus pengelasan adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui elektroda dan benda kerja.

Tegangan pengelasan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik busur las. Tegangan pengelasan yang terlalu rendah akan menyebabkan busur las tidak stabil dan sulit untuk dikontrol. Sebaliknya, tegangan pengelasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan busur las terlalu panas dan merusak benda kerja.

Secara umum, tegangan pengelasan di kendalikan dengan mengatur potensiometer pada mesin las. Nilai tegangan pengelasan yang umum di gunakan berkisar antara 50 hingga 100 volt.

Arus pengelasan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik lasan. Arus pengelasan yang terlalu rendah akan menyebabkan lasan menjadi lemah dan rapuh. Sebaliknya, arus pengelasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan lasan menjadi terlalu panas dan meleleh.

Secara umum, arus pengelasan di kendalikan dengan mengatur potensiometer pada mesin las. Nilai arus pengelasan yang umum di gunakan berkisar antara 20 hingga 500 ampere.

Tegangan dan arus pengelasan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Peningkatan tegangan pengelasan akan menyebabkan peningkatan arus pengelasan. Hal ini di sebabkan oleh peningkatan gaya tarik elektromagnetik antara elektroda dan benda kerja.

Baca juga:

Kunci Parameter Pengelasan Dalam Tegangan Dan Arus Pengelasan

Pengelasan adalah proses menggabungkan dua atau lebih bahan logam dengan menggunakan panas atau tekanan. Kunci parameter dalam pengelasan terutama terkait dengan tegangan dan arus pengelasan. Berikut adalah beberapa parameter kunci yang perlu di perhatikan dalam pengelasan:

  1. Arus Pengelasan (Welding Current):
    • Pengaruh: Arus pengelasan memainkan peran penting dalam menentukan kekuatan dan karakteristik sambungan. Arus yang di gunakan dapat mempengaruhi penetrasi, laju pengelasan, dan sifat mekanis sambungan.
    • Rekomendasi: Pemilihan arus yang tepat harus mempertimbangkan jenis elektroda yang di gunakan dan ketebalan bahan yang akan di sambung.
  2. Tegangan Pengelasan (Welding Voltage):
    • Pengaruh: Tegangan pengelasan berhubungan dengan energi yang di suplai ke pengelasan. Hal ini mempengaruhi tingkat penetrasi, kecepatan pengelasan, dan kualitas sambungan.
    • Rekomendasi: Pengaturan tegangan harus di sesuaikan dengan ketebalan material dan jenis pengelasan yang di inginkan. Terlalu tinggi atau terlalu rendahnya tegangan dapat memengaruhi sifat mekanis sambungan.
  3. Jenis Elektroda:
    • Pengaruh: Jenis elektroda yang di gunakan memiliki dampak signifikan pada karakteristik sambungan, termasuk tipe sambungan, penetrasi, dan sifat mekanis.
    • Rekomendasi: Pilih elektroda yang sesuai dengan jenis bahan yang di sambung dan persyaratan sambungan.
  4. Kecepatan Pengelasan (Welding Speed):
    • Pengaruh: Kecepatan pengelasan mempengaruhi panas yang di terapkan pada sambungan. Kecepatan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat memengaruhi penetrasi dan sifat mekanis sambungan.
    • Rekomendasi: Sesuaikan kecepatan pengelasan dengan ketebalan material dan persyaratan pengelasan untuk mencapai sambungan yang berkualitas.
  5. Tekanan dan Konsentrasi Panas:
    • Pengaruh: Tekanan dan distribusi panas dapat memengaruhi struktur mikro dan sifat mekanis sambungan.
    • Rekomendasi: Pastikan pengaturan tekanan dan distribusi panas sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan bahan yang di sambung.
  6. Perlakuan Panas (Heat Treatment):
    • Pengaruh: Setelah pengelasan, perlakuan panas dapat di perlukan untuk mengurangi tegangan residu dan meningkatkan sifat mekanis sambungan.
    • Rekomendasi: Terapkan perlakuan panas jika di perlukan berdasarkan jenis bahan dan persyaratan aplikasi.
Baca Juga :  Mengenal Kepala Silinder 2 Tak Fungsi Dan Komponennya

Kegagalan Yang Terjadi Saat Proses Tegangan Dan Arus Pengelasan

Proses pengelasan yang tidak tepat atau kesalahan dalam pengaturan tegangan dan arus pengelasan dapat menyebabkan berbagai jenis kegagalan. Berikut adalah beberapa kegagalan yang dapat terjadi saat proses tegangan dan arus pengelasan:

  1. Retakan Pengelasan (Weld Cracking):
    • Penyebab: Retakan pengelasan dapat terjadi karena tegangan termal yang tinggi atau pendinginan yang tidak merata setelah pengelasan.
    • Pencegahan: Menggunakan teknik pengelasan yang tepat, menerapkan preheat (pemanasan sebelum pengelasan), dan melakukan perlakuan panas setelah pengelasan dapat membantu mengurangi risiko retakan.
  2. Kekurangan Penetrasi (Incomplete Penetration):
    • Penyebab: Tegangan atau arus pengelasan yang tidak sesuai dapat menyebabkan kurangnya penetrasi, sehingga sambungan tidak memadai.
    • Pencegahan: Pemilihan parameter yang benar, seperti arus dan tegangan yang sesuai dengan ketebalan material, serta penggunaan teknik pengelasan yang tepat.
  3. Penetrasi Berlebihan (Excessive Penetration):
    • Penyebab: Pengaturan tegangan dan arus yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan penetrasi berlebihan, yang mungkin tidak di inginkan.
    • Pencegahan: Memilih parameter yang sesuai dan menghindari over-welding dapat membantu menghindari penetrasi berlebihan.
  4. Porositas:
    • Penyebab: Gas yang terperangkap selama proses pengelasan dapat menyebabkan pori-pori dalam sambungan.
    • Pencegahan: Menggunakan teknik pengelasan yang bersih, memastikan perlindungan gas yang tepat, dan memilih bahan pengelasan yang sesuai dapat membantu mencegah porositas.
  5. Tegangan Residu (Residual Stress):
    • Penyebab: Tegangan yang di hasilkan selama proses pendinginan dapat menyebabkan tegangan residu dalam sambungan.
    • Pencegahan: Penerapan preheat, pendinginan yang di kendalikan, dan perlakuan panas setelah pengelasan dapat membantu mengurangi tegangan residu.
  6. Distorsi (Weld Distortion):
    • Penyebab: Panas yang tinggi selama pengelasan dapat menyebabkan distorsi atau perubahan bentuk pada bahan.
    • Pencegahan: Menggunakan teknik pengelasan yang tepat, mengontrol panas dengan benar, dan menggunakan fixture atau perlengkapan pendukung dapat membantu mengurangi distorsi.
Baca Juga :  Perkembangan Teknologi Dalam Revolusi Industri 4.0

Kesimpulan

Dalam proses pengelasan, pengaturan tegangan dan arus pengelasan adalah parameter kunci yang mempengaruhi kualitas sambungan. Kegagalan dapat terjadi jika parameter tersebut tidak di atur dengan benar. Beberapa kegagalan yang dapat terjadi meliputi retakan pengelasan, kekurangan atau kelebihan penetrasi, porositas, tegangan residu, dan distorsi. Untuk mencegah kegagalan, perlu di pilih parameter yang sesuai dengan jenis bahan dan ketebalan material yang di sambung. Serta melakukannya dengan teknik pengelasan yang benar. Pemantauan kualitas dan, jika di perlukan, perlakuan panas setelah pengelasan juga merupakan langkah-langkah penting untuk memastikan sambungan yang kuat dan tahan lama.

Baca Juga :  Dasar Las Busur Nyala Listrik Dalam Metode Sambung